Metode Ummi dan Simaan Solusi Anak Belajar Al-Qur’an dengan Cepat

Metode ummi adalah salah satu model belajar Al-Qur’an dengan mempraktekkan bacaan tartil sesuai kaidah ilmu tajwid menggunakan bahasa ibu. Kata ummi berasal dari bahasa Arab bermakna ibuku. Pemilihan kata ummi adalah bentuk penghormatan terhadap seorang ibu.

Pendekatan bahasa ibu menekankan kasih sayang menggunakan metode klasikal baca simak dan sistem penjaminan mutu. Dengan penuh cinta kasih, diharapakan seorang anak lebih mudah menangkap pembelajaran.

Kami menyarankan beberapa strategi bagi wali murid/orang tua yang ingin menerapkan cara mendidik anaknya belajar. Pemilihan strategi secara tepat akan membantu memudahkan santri dalam menyempurnaan bacaan dan hafalan.

Strategi Pendekatan Metode Ummi Belajar Al-Qur’an

Pendekatan bahasa ibu memiliki 3 strategi terbaik yakni dengan pendekatan secara langsung (direct method), mengulang bacaan (repetition), dan kasih sayang tulus (affection). Ketiga jenis strategi ini dapat diterapkan sesuai dengan kondisi anak.

Metode belajar Al-Qur’an harus memperhatikan kondisi anak. Tidak semua cara bisa diterapkan secara paten. Dalam memperlancar bacaan dan hafalan tentu membutuhkan beberapa strategi yang tepat.

Pendekatan secara langsung yakni belajar bacaan tanpa dieja atau diuraikan dan tidak terlalu banyak penjelasan. Dengan kata lain, anak belajar sambil berjalan seiring dengan berjalannya waktu. Namun jika ada kesalahan saat pembelajaran harus langsung diperbaiki.

Selanjutnya adalah metode mengulang. Bacaan Al-Qur’an akan terlihat keindahan dan kekuatannya pada saat dibaca berulang ayat atau suratnya. Sama seperti seorang ibu yang mengajarkan bahasa kepada putra putrinya yakni dengan mengulang-ulang sebuah kata.

Kemudian strategi belajar Al-Qur’an yang terakhir adalah dengan kasih sayang yang tulus. Pendekatan kasih sayang dan sabar merupakan strategi yang mencontohkan seorang ibu mendidik anaknya dengan cinta untuk menghantarkan menuju kesuksesan.

Metode Ummi juga memiliki keunikan yaitu teknik klasikan yang bertujuan agar guru dapat memahami letak kekurangan siswa dalam memahami materi bacaan. Selain itu, metode Ummi juga memperkenalkan bacaan gharib dan huruf fawatihus suwar.

Tujuan diterapkannya cara ini diantaranya adalah agar anak dapat membaca Al-Qur’an dengan tartil Makhraj dan sifat huruf sebaik mungkin. Anak diharapkan dapat mengenal bacaan gharib dan mempraktikkannya dalam membaca Al-qur’an.

Strategi Belajar Al-Qur’an dengan Simaan

Simaan merupakan kegiatan membaca dan mendengarkan Al-Qur’an secara berjamaah. Biasanya simaan ini dibagi dalam sistem kelompok, dimana santri atau anak akan mendengarkan dan membaca surat secara bersama-sama.

Jika ada salah satu bacaan yang lafaznya keliru maka antar anggota dalam kelompok harus saling memperbaiki. Simaan juga diartikan sebagai kegiatan membaca Al-Qur’an dan menyimaknya dalam satu waktu.

Semaan memiliki beberapa tahapan, yaitu menyimak bacaan Al-Qur’an yang dilantunkan oleh penghafal (hafidz/hafidzah). Selanjutnya menyimak sekaligus membaca saat seaman dilakukan dengan membenarkan bacaan yang salah.

Belajar Al-Qur’an dengan teknik ini memberikan manfaat yakni menjaga hafalan. Metode menghafal dengan simaan dapat menjaga hafalan seorang anak karena terus megulang dengan murajaah.

Murajaah akan memotivasi santri untuk menjaga hafalan. Sangat disayangkan jika seorang anak sudah hafal beberapa juz tanpa di murajaah. Karena hal tersebut menyebabkan santri lupa dan tidak mengulang lagi dari awal.

Dengan teknik simaan, kesalahan bacaan dapat langsung dikoreksi dan diperbaiki pada saat itu juga. Biasanya akan ada asatidz yang mendampingi. Selain itu, murajaah memberikan pahala dan barokah tidak hanya pada pembaca melainkan juga bagi penyimaknya.

Pertimbangkan kondisi anak untuk mencapai hasil optimal dalam memperindah bacaan dan hafalan. Kedua strategi di atas dapat dijadikan acuan orang tua untuk memilih cara terbaik untuk anaknya belajar Al-qur’an.