Teori Belajar Konstruktivistik dan Implementasinya

Ungkapan teori belajar konstruktivistik, behavioristik, , kognitifistik, cybernetic, dan humanistik sering digunakan oleh para pendidik dalam desain pembelajaran di bidang pendidikan.

Walaupun dalam prakteknya mungkin sering dilakukan, tidak semua guru mampu menjelaskan arti dari beberapa teori tersebut.

Kami akan mendefinisikan teori belajar, khususnya teori belajar kognitif, dan mendiskusikan konsekuensinya untuk belajar dalam artikel ini. Sebelumnya juga telah dijelaskan apa yang dimaksud dengan berbagai teori belajar.

Tentang Teori Belajar Konstruktivistik

Menurut teori belajar konstruktivis, belajar adalah penciptaan pengetahuan oleh siswa itu sendiri. Siapa pun yang berpengetahuan memiliki pengetahuan (Schunk, 1986). Artinya, adalah tanggung jawab siswa untuk membangun pengetahuan mereka sendiri.

Selama kegiatan belajar, siswa harus terlibat, secara aktif memikirkan topik, dan memberikan materi tujuan. Sejauh mana manifestasi gejala belajar tergantung pada niat belajar siswa itu sendiri.

Menurut teori belajar konstruktivistik, tugas guru adalah memastikan bahwa usaha siswa untuk membangun pengetahuan berjalan lancar.

Guru harus lebih memahami sikap atau cara pandang siswa untuk mendampingi mereka dalam mengembangkan pengetahuannya sendiri daripada sekadar mentransmisikan apa yang sudah diketahuinya.

Menurut teori belajar konstruktivistik, belajar adalah proses di mana siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siapa pun yang berpengetahuan memiliki pengetahuan (Schunk, 1986).

Dengan kata lain, siswa harus berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, aktif berpikir, menciptakan konsep, dan memberi makna pada materi yang dipelajari, namun perwujudan gejala belajar pada akhirnya ditentukan oleh niat belajar siswa.

Berikut adalah kualitas pembelajaran konstruktivisme yang dikemukakan oleh Driver dan Oldhan (1994) yang diambil langsung dari modul belajar mandiri guru PPPK 2021:

  1. Dengan memberi mereka kesempatan untuk melakukan pengamatan, orientasi memberi kesempatan kepada siswa untuk termotivasi untuk belajar tentang suatu mata pelajaran.
  2. Melalui percakapan, menulis, pembuatan poster, dan kegiatan lainnya, siswa terlibat dalam elitasi.
  3. Siswa merestrukturisasi ide, mengklarifikasi konsep dengan bantuan ide orang lain, dan membuat serta menilai ide baru.
  4. Penggunaan ide-ide segar dalam setiap skenario serta konsep atau informasi yang diperoleh sebelumnya oleh siswa.
  5. Saat menerapkan pengetahuan, penting untuk meninjau konsep saat ini dan membuat penambahan atau perubahan yang diperlukan.

Menurut teori belajar konstruktivistik, siswa hanya mampu memahami informasi dalam konteks pengetahuan dan pengalamannya sendiri, serta kebutuhan, latar belakang, dan minatnya.

Lev Vygotsky adalah seorang individu penting yang mengklarifikasi apa arti pengetahuan dalam kaitannya dengan teori pembelajaran konstruktivis (1896-1934).

Teori belajar konstruktivistik yang menekankan bahwa manusia secara aktif menciptakan pengetahuan, memiliki proses mental, dan hubungan sosial, dipelopori oleh Lev Vgotsky.

Menurut Vgotsky, orang membentuk pemikiran yang sistematis, logis, dan masuk akal di bawah pengaruh individu yang dianggap ahli. Pengaruh orang lain terhadap bagaimana manusia mengembangkan kemampuan kognitifnya sangat signifikan.

Berikut adalah beberapa implikasi terkait pembelajaran dari teori konstruktivis:

  • Kurikulum lebih terfokus pada konsep yang lebih luas dan menyajikan informasi dari keseluruhan ke bagian.
  • Pembelajaran lebih memperhatikan pertanyaan dan ide yang muncul dari siswa
  • Lebih banyak sumber data primer dan manipulasi material digunakan dalam kegiatan pendidikan.
  • Siswa dipandang sebagai pemikir kreatif yang mampu merumuskan hipotesis tentang diri mereka sendiri.
  • Keterpaduan kegiatan pembelajaran meliputi pengukuran hasil dan proses belajar siswa.
  • Siswa bekerja dalam kelompok saat mereka belajar.
  • Percaya bahwa pengetahuan itu subyektif, sementara, dapat berubah, dan tidak pasti.

Teori belajar konstruktivistik ini juga melibatkan pengaturan lingkungan dalam proses belajar sehingga murid termotivasi untuk mengeksplorasi makna, belajar adalah penyiapan informasi.