Teori Belajar Konstruktivisme dalam Proses Belajar

Teori belajar konstruktivisme, yang mengacu pada teori belajar dan epistemologi, atau studi tentang bagaimana individu belajar dan sifat pengetahuan, adalah slogan terbaru dalam pendidikan.

Meskipun Anda tidak harus meninggalkan setiap pendekatan baru, Anda perlu mempertimbangkan kesinambungan dalam teori dan pengetahuan pembelajaran konstruktivis.

Menurut paradigma pembelajaran filosofis yang dikenal dengan teori belajar konstruktivisme, kemampuan logis dan analitis siswa dikembangkan berdasarkan pengalaman dan lingkungan terdekatnya.

Premis teori ini adalah bahwa pengalaman dunia nyata seseorang memiliki dampak yang signifikan terhadap cara mereka belajar. Konstruktivisme memberikan penekanan kuat pada gagasan bahwa pengalaman berfungsi sebagai sumber utama informasi bagi kebanyakan orang.

Teori Belajar Konstruktivisme dan Tipenya

Konstruktivisme adalah teori pembelajaran yang menyatakan bahwa kapasitas dan tindakan kognitif orang berkontribusi pada perluasan pengetahuan mereka.

Teori belajar konstruktivisme menyelidiki bagaimana Anda membangun makna dari pengalaman Anda dan mengembangkan perspektif tentang dunia.

Metode konstruktivis mungkin tidak selalu benar karena sangat bergantung pada usia dan kapasitas mental seseorang. Namun, seiring bertambahnya usia, segala sesuatunya menjadi lebih menantang dan praktis.

Filosofi konstruktivisme bisa sangat sukses dalam proses pengajaran dan pendidikan. Konstruktivisme dapat digunakan sebagai pengganti pembelajaran buku teks, singkatnya.

Siswa didorong untuk menggunakan kemampuan berpikir kritis, penalaran deduktif, dan analitis mereka. Pada saat yang sama, pembelajaran telah bergeser dari pencarian informasi dan menuju penerapan ide dan penciptaan koneksi.

Penekanan pada aplikasi praktis pengetahuan dalam proses belajar mengajar bergeser untuk pendidik dan guru. Siswa mendapatkan pengetahuan melalui aplikasi praktis dan interpretasi pribadi dari hasil.

Siswa akan merespons lebih aktif sebagai hasil dari diskusi ekstensif dan pembelajaran berbasis inkuiri yang masuk ke dalam proses ini.

Karena guru tidak diwajibkan untuk mengevaluasi siswa menggunakan evaluasi standar, teknik penilaian juga berubah. Selain analisis pengalaman siswa sendiri, penilaian juga merupakan bagian dari proses pembelajaran.

Tipe-Tipe Teori Konstruktive dalam Proses Belajar

Dalam bidang pendidikan dan secara umum, diteliti beberapa jenis, yaitu:

1. Konstruktivisme Sederhana (Sederhana atau tidak terlalu detail)

Poin ini adalah satu variasi paradigma konstruktivisme yang paling mendasar dan lugas. Semua teori belajar konstruktivisme lainnya dapat dikatakan dibangun di atas tipe ini.

Dalam hal ini, pembelajar membangun pengetahuan dengan menafsirkan pengalaman pribadi menggunakan kemampuan kognitif dan mentalnya. Selain diproduksi secara alami oleh lingkungan, hal ini membutuhkan partisipasi aktif.

2. Konstruktivisme Radikal

Konstruktivisme radikal menekankan penciptaan pengetahuan dan berpendapat bahwa pengetahuan yang dipelajari dari buku teks tidak terlalu berharga. Metodologi karya matematika dapat dibandingkan dengan gaya ini, namun sulit untuk dipahami dan digunakan.

3. Konstruktivisme sosial

Pengalaman dan proses belajar individu secara signifikan dipengaruhi oleh teman sebaya dan masyarakat. Partisipasi siswa dalam berbagai kegiatan kelas secara langsung dipengaruhi oleh keluarga guru, teman, kolega, dan administrator.

Dampak ini melampaui ruang kelas. Akibatnya, bentuk penting lain dari konstruktivisme adalah konstruktivisme sosial.

4. Konstruktivisme Budaya

Budaya dan kebiasaan suatu tempat berdampak pada persepsi seseorang tentang kualitas dan pendapat seseorang. Unsur-unsur yang mempengaruhi persepsi seseorang dapat kita pelajari dengan melihat latar belakang budayanya.

Salah satu kepercayaan yang muncul karena teori ini adalah siswa harus mampu mengevaluasi suatu masalah sampai solusinya didasarkan pada sudut pandang mereka, daripada mendapatkan dan mendorong jawaban.

Teori belajar konstruktivisme ini meningkatkan keterlibatan siswa dan menjamin bahwa mereka memahami ide-ide yang disajikan dalam skenario pengajaran.