Teori Belajar Behavioristik, Prinsip Hingga Contoh

Sebagian dari Anda mungkin masih asing dengan teori belajar behavioristik. Perlu Anda ketahui, kesuksesan peserta didik ketika belajar, tidak hanya dilihat dari pemahaman akademik. Tetapi juga dilihat dari perubahan perilakunya.

Bila Anda adalah seorang pendidik, pastinya Anda akan berusaha semaksimal mungkin untuk membimbing dan mendidik mereka. Salah satunya memberi aturan di kelas. Bila mereka melanggar aturan apa yang Anda lakukan?

Apakah Anda akan memberikan hukuman kepada mereka? Hukuman yang Anda berikan ialah salah satu bentuk penerapan teori behaviorisme ini. Nanti kita akan membahasnya secara lebih detail.

Prinsip dan Kelebihan Teori Belajar Behavioristik

Sebelum kita membahas tentang ciri dan juga contoh teori tersebut, kita bahas dulu prinsip dan kelebihan teori ini. Karena penerapan teori ini dalam pembelajaran harus mengacu pada prinsip yang ada.

1. Prinsip teori

Prinsip pertama dari teori ini ialah Jika seseorang telah dapat menunjukkan perubahan perilaku, maka bisa dibilang sudah belajar. Itu berarti kegiatan belajar yang tidak membawa perubahan perilaku.

Tidak dianggap belajar menurut teori ini. Hal paling penting pada teori ini ialah stimulasi dan juga respon karena dapat diamati. Hal-hal selain respon dan stimulasi tidak dianggap penting.

Sebab tidak bisa diamati. Adanya penguatan yakni hal-hal yang dapat memperkuat respon. Penguatan dapat berupa negative dan positif. Bila ingin menerapkan teori ini, Anda perlu memperhatikan beberapa prinsip tersebut.

2. Kelebihan teori

Setelah tadi kita membahas tentang beberapa prinsipnya, kini kita akan membahas beberapa kelebihan dari teori ini. berikut ini beberapa kelebihan dari teori ini yang perlu Anda ketahui.

Di antaranya peserta didik dibiasakan untuk melakukan praktik dan latihan. Yang di dalamnya memuat unsur spontanitas, kecepatan, refleks, kelenturan dan daya tahan. Mampu mendorong murid atau peserta didik.

Untuk berpikir konveregen dan juga linier. Serta memudahkan para murid atau peserta didik untuk mencapai suatu target tertentu dalam proses pembelajaran. Itulah beberapa kelebihan dari teori yang satu ini.

Ciri dan Contoh Teori Belajar Behavioristik

Tadi kita telah membahas pengertiannya, kini kita akan membahas ciri dan juga contohnya. Berikut ini penjelasan lengkap tentang ciri dan juga contoh dari teori tersebut :

1. Ciri teori belajar behavioristik

Ciri teori ini antara lain, hasil pembelajaran berfokus pada terbentuknya perilaku yang diinginkan. Lebih mengutamakan pengaruh lingkungan, bersifat mekanistis maksudnya dilakukan dengan mekanis tertentu seperti meminta maaf.

Ciri berikutnya menganggap latihan ialah hal paling penting dalam proses pembelajaran. Serta mementingkan pembentukan respon atau reaksi. Jadi, itulah beberapa ciri dari teori yang satu ini.

2. Contoh teori belajar behavioristik

Setelah ciri, kini kita akan membahas beberapa contohnya agar Anda lebih paham. Contoh pertama guru menyusun bahan ajar atau materi secara lengkap, mulai dari materi yang sederhana hingga kompleks.

Guru atau pengajar lebih aktif memberikan latihan agar terbentuk kebiasaan yang diinginkan. Guru memberikan evaluasi berdasarkan perilaku yang terlihat. Guru harus dapat memberikan penguatan baik dari sisi negative dan positif.

Bila guru menjumpai adanya sebuah kesalahan, baik pada materi maupun peserta didik, maka harus segera diperbaiki. Selama mengajar, pengajar lebih banyak memberikan contoh berupa instruksi.

Guru memberikan evaluasi berdasarkan dari perilaku yang terlihat. itulah beberapa contoh yang perlu Anda ketahui dari teori satu ini, dengan begitu Anda bisa lebih paham tentang teori ini.

Jadi bagi Anda para pengajar, kini tidak perlu bingung lagi dengan behavioristic dalam proses pembelajaran. Karena tadi kita telah membahas secara detail tentang teori belajar behavioristik.